Senin, 08 Oktober 2012

KISAH SEORANG SATPAM DAN USTAD YUSUF MANSUR

(keajaiban sedekah diambil dari milis Tahajud )

Kisah ini diceritakan langsung oleh ustad yusuf mansur pengasuh pondok wisata hati ketika menghadiri suatu forum pengajian. Menurut ustad yusuf mansyur banyak orang yang mau berubah, tapi memilih jalan mundur.


Satu hari ustad yusuf mansur jalan melintas di satu daerah. Ia tertidur di dalam mobil. Tiba-tiba saja ustad terbangun karena ingin buang air kecil. Dilihatnya didepan ada sebuah pom bensin. Kemudian sang ustad berpesan kepada sopirnya: "Nanti di depan ke kiri ya".............."Masih banyak, Pak Ustadz", jawab sopir karena mengira mau isi bensin.


Ustad yusuf mansur paham bahwa sopirnya mengira pengin beli bensin. Padahal bukan. Sang ustad pengin buang air kecil.


Begitu berhenti dan keluar dari mobil, tiba-tiba saja ada seorang sekuriti mendatangi sang ustad dan menyapa, "PakUstadz!" . Dari jauh ia melambai dan mendekati ustad yusuf mansur. Sang ustad menghentikan langkah dan menunggu satpam tersebut

.
"Pak Ustadz, alhamdulillah nih bisa ketemu Pak Ustadz. Biasanya kan hanya melihat di TV saja…". Begitu sapa satpam ini.

Ustad yusuf mansur hanya tersenyum. ”Ga ke-geeran, insya Allah, he he he” begitu gumamnya.


"Saya ke toilet dulu ya", kata sang ustad karena sudah tidak tahan lagi.
"Nanti saya pengen ngobrol boleh Ustadz?"tanya satpam.


"Saya buru-buru loh. Tentang apaan sih?", ustad yusuf mansyur menimpali.
"Saya bosen jadi satpam Pak Ustadz", sambung si satpam


Sejurus kemudian sang ustad sadar, ” Ini Allah pasti yang "berhentiin" saya. Lagi enak-enak tidur di perjalanan, saya terbangun pengen pipis. Eh nemu pom bensin. Akhirnya ketemu sekuriti ini. Berarti barangkali saya kudu bicara dengan dia. Sekuriti ini barangkali "target operasi" dakwah hari ini. Bukan jadwal setelah ini. Begitu pikir saya.
Saya katakan pada sekuriti yang mulia ini, "Ok, ntar habis dari toilet ya".

Selesai dari toilet Ustad Yusuf Mansur menghampiri pak satpam yang sudah menunggu bebrapa saat.

"Jadi, pegimana? Bosen jadi satpam? Emangnya ga gajian?", tanya Sang Ustad membuka percakapan.

Kemudian sang ustad dan satpam tersebut mencari warung kopi, untuk bicara-bicara dengan beliau ini. Alhamdulillah ini pom bensin bagus banget. Ada minimart nya yang dilengkapi fasilitas ngopi-ngopiringan."Gaji mah ada Ustadz. Tapi masa gini-gini aja?"
"Gini-gini aja itu, kalo ibadahnya gitu-gitu aja, ya emang udah begitu. Distel kayak apa juga, agak susah buat ngerubahnya" .
"Wah, ustadz langsung nembak aja nih".
Merasa agak nggak enak kepada sekuriti ini, sang ustad meminta maaf umpama ada perkataannya yang salah. Kemudian ustad melanjutkan,”Tapi umumnya begitu lah manusia. Rizki mah mau banyak, tapi sama Allah ga mau mendekat. Rizki mah mau nambah, tapi ibadah dari dulu ya begitu-begitu saja........."Udah shalat ashar?"
"Barusan Pak Ustadz. Soalnya kita kan tugas. Tugas juga kan ibadah, iya ga? Ya saya pikir sama saja", jawab satpam


"Oh, jadi ga apa-apa telat ya? Karena situ pikir kerja situ adalah juga ibadah?" lanjut sang ustad.


Sekuriti itu senyum aja. Disebut jujur mengatakan itu, bisa ya bisa tidak. Artinya, sekuriti itu bisa benar-benar menganggap kerjaannya ibadah, tapi bisa juga ga. Cuma sebatas omongan doang. Lagian, kalo nganggap kerjaan kita ibadah, apa yang kita lakukan di dunia ini juga ibadah, kalau kita niatkan sebagai ibadah. Tapi, itu ada syaratnya. Apa syaratnya? Yakni kalau ibadah wajibnya, tetap nomor satu. Kalau ibadah wajibnya nomor tujuh belas, ya disebut bohong dah tuh kerjaan adalah ibadah.

Misalnya lagi, kita niatkan usaha kita sebagai ibadah, boleh ga? Bagus malah. Bukan hanya boleh. Tapi kemudian kita menerima tamu, sementara adzan mulai terdengar. Artinya kita menerima tamu pas waktu shalat datang, dan kemudian kita abaikan shalat, kita abaikan Allah, maka yang demikian masihkah pantas disebut usaha kita adalah ibadah? Apalagi kalau kemudian hasil kerjaan dan hasil usaha, buat Allah nya lebih sedikit ketimbang buat kebutuhan-kebutuhan kita. Kayaknya perlu dipikirin lagi tuh sebutan-sebutan ibadah


"Disebut barusan itu maksudnya jam setengah limaan ya? Saya kan baru jam 5 nih masuk ke pom bensin ini", sang ustad mengejar.
"Ya, kurang lebih dah" kelit si satpam.


Kemudian Sang ustad melanjutkan, ”Saya mengingat diri saya dulu yang dikoreksi oleh seorang faqih, seorang 'alim, bahwa shalat itu kudu tepat waktu. Di awal waktu. Tiada disebut perhatian sama Yang Memberi Rizki bila shalatnya tidak tepat waktu. Aqimish shalaata lidzikrii, dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku. Lalu, kita bersantai-santai dalam mendirikan shalat. Entar-entaran. Itu kan jadi sama saja dengan mengentar-entarkan mengingat Allah. Maka lalu saya ingatkan sekuriti yang entahlah saya merasa he is the man yang Allah sedang berkenan mengubahnya dengan mempertemukan dia dengan saya”.


"Gini ya Kang. Kalo situ shalatnya jam setengah lima, memang untuk mengejar ketertinggalan dunia saja, jauh tuh. Butuh perjalanan satu setengah jam andai ashar ini kayak sekarang, jam tiga kurang dikit. Bila dalam sehari semalam kita shalat telat terus, dan kemudian dikalikan sejak akil baligh, sejak diwajibkan shalat, kita telat terus, maka berapa jarak ketertinggalan kita tuh? 5x satu setengah jam, lalu dikali sekian hari dalam sebulan, dan sekian bulan dalam setahun, dan dikali lagi sekian tahun kita telat. Itu baru telat saja, belum kalo ketinggalan atau kelupaan, atau yang lebih bahayanya lagi kalau bener-benar lewat tuh shalat? Wuah, makin jauh saja mestinya kita dari senang".

Sang ustad melanjutkan perkataannya ,”Saudara-saudaraku Peserta KuliahOnline, percakapan ini kurang lebih begitu. Mudah-mudahan sekuriti ini paham apa yang saya omongin. Dari raut mukanya, nampaknya ia paham. Mudah-mudahan demikian juga saudara-saudara ya? He he he. Belagu ya saya? Masa omongan cetek begini kudu nanya paham apa engga sama lawan bicara?”.


”Saya katakan pada dia. Jika dia alumni SMU, yang selama ini telat shalatnya, maka kawan-kawan selitingnya mah udah di mana, dia masih seperti diam di tempat. Bila seseorang membuka usaha, lalu ada lagi yang buka usaha, sementara yang satu usahanya maju, dan yang lainnya sempit usahanya, bisa jadi sebab ibadah yang satu itu bagus sedang yang lain tidak.”


”Dan saya mengingatkan kepada peserta KuliahOnline untuk tidak menggunakan mata telanjang untuk mengukur kenapa si Fulan tidak shalat, dan cenderung jahat lalu hidupnya seperti penuh berkah? Sedang si Fulan yang satu yang rajin shalat dan banyak kebaikannya, lalu hidupnya susah. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanya an seperti ini cukup kompleks. Tapi bisa diurai satu satu dengan bahasa-bahasa kita, bahasa-bahasa kehidupan yang cair dan dekat dengan fakta. Insya Allah ada waktunya pembahasan yang demikian” lanjut sang ustad.


Kembali kepada si sekuriti tadi, sang ustad tanya, "Terus, mau berubah?"
"Mau Pak Ustadz. Ngapain juga coba saya kejar Pak Ustadz nih, kalo ga serius?" jawab si satpam dengan mantap.


"Ya udah, deketin Allah dah. Ngebut ke Allah nya" ustad menyela
"Ngebut gimana?" tanya satpam

Lalu ustad yusuf mansur menjelaskan:
"Satu, benahin shalatnya. Jangan setengah lima-an lagi shalat asharnya. Pantangan telat. Buru tuh rizki dengan kita yang datang menjemput Allah. Jangan sampe keduluan Allah".
Si sekuriti mengaku mengerti, bahwa maksudnya, sebelum azan udah standby di atas sajadah. Kita ini pengen rizkinya Allah, tapi ga kenal sama Yang Bagi-bagiin rizki. Contohnya ya pekerja-pekerja di tanah air ini.. Kan aneh. Dia pada kerja supaya dapat gaji. Dan gaji itu rizki. Tapi giliran Allah memanggil, sedang Allah lah Tuhan yang sejatinya menjadikan seseorang bekerja, malah kelakuannya seperti ga menghargai Allah. Nemuin klien, rapih, wangi, dan persiapannya masya Allah. Eh, giliran ketemu Allah, amit-amit pakaiannya, ga ada persiapan, dan tidak segan-segan menunjukkan wajah dan fisik lelahnya. Ini namanya ga kenal sama Allah.


"Yang kedua," saya teruskan. "Yang kedua, keluarin sedekahnya".

Sekuriti itu tertawa. "Pak Ustadz, pegimana mau sedekah, hari gini aja nih, udah pada habis belanjaan. Hutang di warung juga terpaksa dibuka lagi,. Alias udah mulai ngambil dulu bayar belakangan".
"Ah, ente nya aja kali yang kebanyakan beban. Emang gajinya berapa?"tanya ustad
"Satu koma tujuh, Pak ustadz", jawab satpam.
"Wuah, itu mah gede banget. Maaf ya, untuk ukuran sekuriti, yang orang sering sebut orang kecil, itu udah gede", komentar sang ustad.
"Yah, pan kudu bayar motor, bayar kontrakan, bayar susu anak, bayar ini bayar itu. Emang ga cukup Pak ustadz" balik satpam seakan tidak mau kalah.

Ustad yusuf mansur bertanya lagi:
"Itu kerja bisa gede, emang udah lama kerjanya?"
"Kerjanya sih udah tujuh tahun. Tapi gede gaji bukan karena udah lama kerjanya. Saya ini kerjanya pagi siang sore malem, ustadz", terang satpam
"Koq bisa?" sang ustad penasaran.


"Ya, sebab saya tinggal di mess. Jadi dihitung sama bos pegimana gitu sampe ketemu angka 1,7jt" kata satpam.
"Terus, kenapa masih kurang?" lanjut sang ustad.
"Ya itu, sebab saya punya tanggungan banyak" satpam itu menjawab.


"Secara dunianya, lepas aja itu tanggungan. Kayak motor. Ngapain juga ente kredit motor? Kan ga perlu?" ustad yusuf mansur mencoba meyakinkan si satpam.
"Pengen kayak orang-orang Pak Ustadz" jawab satpam.
"Ya susah kalo begitu mah. Pengen kayak orang-orang, motornya. Bukan ilmu dan ibadahnya. Bukan cara dan kebaikannya. Repot" ustad mencoba menyanggah pendapat si satpam.


Sekuriti ini nyengir. Emang ini motor kalo dilepas, dia punya 900 ribu. Rupanya angsuran motornya itu 900 ribu. Ga jelas tuh darimana dia nutupin kebutuhan dia yang lain. Kontrakan saja sudah 450 ribu sama air dan listrik. Kalo ngelihat keuangan model begini, ya nombok dah jadinya.
"Ya udah, udah keterlanjuran ya? Ok. Shalatnya gimana? Mau diubah?" tanya ustad
"Mau Ustadz. Saya benahin dah" jawab satpam
"Bareng sama istri ya. Ajak dia. Jangan sendirian. Ibarat sendal, lakukan berdua. Makin cakep kalo anak-anak juga dikerahin.. Ikutan semuanya ngebenahin shalat" kata ustad.
"Siap ustadz".


"Tapi sedekahnya tetap kudu loh".
"Yah Ustadz. Kan saya udah bilang, ga ada".
"Sedekahin aja motornya. Kalo engga apa keq".
"Jangan Ustadz. Saya sayang-sayang ini motor. Susah lagi belinya. Tabungan juga ga ada. Emas juga ga punya".


Sekuriti ini berpikir, sang ustad kehabisan akal untuk nembak dia. Tapi ustad akan cari terus. Sebab tanggung. Kalo dia hanya betulin shalatnya saja, tapi sedekahnya tetap ga keluar, lama keajaiban itu akan muncul. Setidaknya menurut ilmu yang saya dapat. Kecuali Allah berkehendak lain. Ya lain soal itu mah.
Sebentar kemudian ustad yusuf mansur bilang sama ini sekuriti, "Kang, kalo saya unjukin bahwa situ bisa sedekah, yang besar lagi sedekahnya, situ mau percaya?". Si sekuriti mengangguk. "Ok, kalo sudah saya tunjukkan, mau ngejalanin?" . Sekuriti ini ngangguk lagi. "Selama saya bisa, saya akan jalanin," katanya, manteb.
"Gajian bulan depan masih ada ga?"
"Masih. Kan belum bisa diambil?"
"Bisa. Dicoba dulu".
"Entar bulan depan saya hidup pegimana?"
"Yakin ga sama Allah?"
"Yakin".
"Ya kalo yakin, titik. Jangan koma. Jangan pake kalau".


Sekuriti ini oleh ustad dibimbing untuk kasbon. Untuk sedekah. Sedapetnya. Tapi usahakan semua. Supaya bisa signifikan besaran sedekahnya. Sehingga perubahannya berasa. Dia janji akan ngebenahin mati-matian shalatnya. Termasuk dia akan polin shalat taubatnya, shalat hajatnya, shalat dhuha dan tahajjudnya. Dia juga janji akan rajinin di waktu senggang untuk baca al Qur'an. Perasaan udah lama banget dia emang ga lari kepada Allah. Shalat Jum'at aja nunggu komat, sebab dia sekuriti. Wah, susah dah. Dan itu dia aminin. Itulah barangkali yang sudah membuat Allah mengunci mati dirinya hanya menjadi sekuriti sekian tahun, padahal dia Sarjana Akuntansi!


Ya, rupanya dia ini Sarjana Akuntansi. Pantesan juga dia ga betah dengan posisinya sebagai sekuriti. Ga kena di hati. Ga sesuai sama rencana. Tapi ya begitu dah hidup.. Apa boleh buta, eh, apa boleh buat. Yang penting kerja dan ada gajinya.
Bagi ustad sendiri, ga mengapa punya banyak keinginan. Asal keinginan itu keinginan yang diperbolehkan, masih dalam batas-batas wajar. Dan ga apa-apa juga memimpikan sesuatu yang belom kesampaian sama kita. Asal apa? Asal kita barengin dengan peningkatan ibadah kita. Kayak sekarang ini, biarin aja harga barang pada naik. Ga usah kuatir. Ancem aja diri, agar mau menambah ibadah-ibadahnya. Jangan malah berleha-leha. Akhirnya hidup kemakan dengan tingginya harga,. Ga kebagian.

Sekuriti ini kemudian maju ke atasannya, mau kasbon. Ketika ditanya buat apa? Dia nyengir ga jawab. Tapi ketika ditanya berapa? Dia jawab, Pol. Satu koma tujuh. Semuanya.
"Mana bisa?" kata komandannya.
"Ya Pak, saya kan ga pernah kasbon. Ga pernah berani. Baru ini saya berani".
Komandannya terus mengejar, buat apa? Akhirnya mau ga mau sekuriti ini jawab dengan menceritakan pertemuannya dengan saya.


Singkat cerita, sekuriti ini direkomendasikan untuk ketemu langsung sama ownernya ini pom bensin.. Katanya, kalau pake jalur formal, dapet kasbonan 30% aja belum tentu lolos cepet. Alhamdulillah, bos besarnya menyetujui. Sebab komandannya ini ikutan merayu, "Buat sedekah katanya Pak", begitu kata komandannya.
Subhaanallaah, satu pom bensin itu menyaksikan perubahan ini. Sebab cerita si sekuriti ini sama komandannya, yang merupakan kisah pertemuannya dengan saya, menjadi kisah yang dinanti the end story nya. Termasuk dinanti oleh bos nya.
"Kita coba lihat, berubah ga tuh si sekuriti nasibnya", begitu lah pemikiran kawan-kawannya yang tahu bahwa si sekuriti ini ingin berubah bersama Allah melalui jalan shalat dan sedekah.


Hari demi hari, sekuriti ini dilihat sama kawan-kawannya rajin betul shalatnya. Tepat waktu terus. Dan lumayan istiqamah ibadah-ibadah sunnahnya. Bos nya yang mengetahui hal ini, senang. Sebab tempat kerjanya jadi barokah dengan adanya orang yang mendadak jadi saleh begini. Apalagi kenyataannya si sekuriti ga mengurangi kedisiplinan kerjaannya.. Malah tambah cerah muka nya.


Sekuriti ini mengaku dia cerah, sebab dia menunggu janjinya Allah. Dan dia tahu janji Allah pastilah datang. Begitu katanya, menantang ledekan kawan-kawannya yang pada mau ikutan rajin shalat dan sedekah, asal dengan catatan dia berhasil dulu.
Saya ketawa mendengar dan menuliskan kembali kisah ini. Bukan apa-apa, saya demen ama yang begini. Sebab insya Allah, pasti Allah tidak akan tinggal diam. Dan barangkali akan betul-betul mempercepat perubahan nasib si sekuriti. Supaya benar-benar menjadi tambahan uswatun hasanah bagi yang belum punya iman. Dan saya pun tersenyum dengan keadaan ini, sebab Allah pasti tidak akan mempermalukannya juga, sebagaimana Allah tidak akan mempermalukan si sekuriti.


Suatu hari bos nya pernah berkata, "Kita lihatin nih dia. Kalo dia ga kasbon saja, berarti dia berhasil. Tapi kalo dia kasbon, maka kelihatannya dia gagal. Sebab buat apa sedekah 1 bulan gaji di depan yang diambil di muka, kalau kemudian kas bon. Percuma".
Tapi subhaanallah, sampe akhir bulan berikutnya, si sekuriti ini ga kasbon.
Berhasil kah?
Tunggu dulu. Kawan-kawannya ini ga melihat motor besarnya lagi. Jadi, tidak kasbonnya dia ini, sebab kata mereka barangkali aman sebab jual motor. Bukan dari keajaiban mendekati Allah.


Saatnya ngumpul dengan si bos, ditanyalah si sekuriti ini sesuatu urusan yang sesungguhnya adalah rahasia dirinya.
"Bener nih, ga kasbon? Udah akhir bulan loh. Yang lain bakalan gajian. Sedang situ kan udah diambil bulan kemaren".
Sekuriti ini bilang tadinya sih dia udah siap-siap emang mau kasbon kalo ampe pertengahan bulan ini ga ada tanda-tanda. Tapi kemudian cerita si sekuriti ini benar-benar bikin bengong orang pada.


Sebab apa? Sebab kata si sekuriti, pasca dia benahin shalatnya, dan dia sedekah besar yang belum pernah dia lakukan seumur hidupnya, yakni hidupnya di bulan depan yang dia pertaruhkan, trjadi keajaiban. Di kampung, ada transaksi tanah, yang melibatkan dirinya. Padahal dirinya ga trlibat secara fisik. Sekedar memediasi saja lewat sms ke pembeli dan penjual. Katanya, dari transaksi ini, Allah persis mengganti 10x lipat. Bahkan lebih. Dia sedekah 1,7jt gajinya. Tapi Allah mengaruniainya komisi penjualan tanah di kampungnya sebesar 17,5jt. Dan itu trjadi begitu cepat. Sampe-sampe bulan kemaren juga belum selesai. Masih tanggalan bulan kemaren, belum berganti bulan.

Kata si sekuriti, sadar kekuatannya ampe kayak gitu, akhirnya dia malu sama Allah. Motornya yang selama ini dia sayang-sayang, dia jual! Uangnya melek-melek buat sedekah. Tuh motor dia pake buat ngeberangkatin satu-satunya ibunya yang masih hidup. Subhaanallaah kan? Itu jual motor, kurang. Sebab itu motor dijual cepat harganya ga nyampe 13 juta. Tapi dia tambahin 12 juta dari 17jt uang cash yang dia punya. Sehingga ibunya punya 25 juta. Tambahannya dari simpenan ibunya sendiri.

Si sekuriti masih bercerita, bahwa dia merasa aman dengan uang 5 juta lebihan transaksi. Dan dia merasa ga perlu lagi motor. Dengan uang ini, ia aman. Ga perlu kasbon.
Mendadak si bos itu yang kagum. Dia lalu kumpulin semua karyawannya, dan menyuruh si sekuriti ini bercerita tentang keberkahan yang dilaluinya selama 1 bulan setengah ini.
Apakah cukup sampe di situ perubahan yang trjadi pada diri si sekuriti?
Engga. Si sekuriti ini kemudian diketahui oleh owner pom bensin tersebut sebagai sarjana S1 Akuntansi. Lalu dia dimutasi di perusahaan si owner yang lain, dan dijadikan staff keuangan di sana. Masya Allah, masya Allah, masya Allah. Berubah, berubah, berubah.
Saudara-saudaraku sekalian.. ................

Cerita ini bukan sekedar cerita tentang Keajaiban Sedekah dan Shalat saja. Tapi soal tauhid. soal keyakinan dan iman seseorang kepada Allah, Tuhannya. Tauhid, keyakinan, dan imannya ini bekerja menggerakkan dia hingga mampu berbuat sesuatu. Tauhid yang menggerakkan! Begitu saya mengistilahkan. Sekuriti ini mengenal Allah. Dan dia baru sedikit mengenal Allah. Tapi lihatlah, ilmu yang sedikit ini dipake sama dia, dan diyakini. Akhirnya? Jadi! Bekerja penuh buat perubahan dirinya, buat perubahan hidupnya..............................Subhaanallaah, masya Allah.


Dan lihat juga cerita ini, seribu kali si sekuriti ini berhasil keluar sebagai pemenang, siapa kemudian yang mengikuti cerita ini? Kayaknya kawan-kawan sepom bensinnya pun belum tentu ada yang mengikuti jejak suksesnya si sekuriti ini. Barangkali cerita ini akan lebih dikenang sebagai sebuah cerita manis saja. Setelah itu, kembali lagi pada rutinitas dunia. Yah, barangkali tidak semua ditakdirkan menjadi manusia-manusia pembelajar.


Pertanyaan ini juga layak juga diajukan kepada Peserta KuliahOnline yang saat ini mengikuti esai ini? Apa yang ada di benak Saudara? Biasa sajakah? Atau mau bertanya, siapa sekuriti ini yang dimaksud? Di mana pom bensinnya? Bisa kah kita bertemu dengan orang aslinya? Berdoa saja. Sebab kenyataannya juga buat saya tidak gampang menghadirkan testimoni aslinya. Semua orang punya prinsip hidup yang berbeda. Di antara semua peserta KuliahOnline saja ada yang insya Allah saya yakin mengalami keajaiban-keajaiban dalam hidup ini. Sebagiannya memilih diam saja, dan sebagiannya lagi memilih menceritakan ini kepada satu dua orang saja, dan hanya orang-orang tertentu saja yang memilih untuk benar-benar terbuka untuk dicontoh. Dan memang bukan apa-apa, ketika sudah dipublish, memang tidak gampang buat seseorang menempatkan dirinya untuk menjadi contoh.


Yang lebih penting buat kita sekarang ini, bagaimana kemudian kisah ini mengisnpirasikan kita semua untuk kemudian sama-sama mencontoh saja kisah ini. Kita ngebut sengebut2nya menuju Allah. Yang merasa dosanya banyak, sudah, jangan. "Dan pada sebagian malam bertahajjudlah dengannya sebagai tambahan bagimu.Mudah- mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji". (Al Isra': 79)

mengenai keajaiban sedekah

artikel ini mengisahkan tentang keutamaan sedekah agar menjadi kaya dan bahagia. Aku peroleh dari sebuah milis sebagai berikut:

Meraih Kesejahteraan Finansial dengan Pendekatan Spiritual

Kekayaan masih menjadi pesona bagi sebagian besar manusia. Sebab kekayaan membawa kepada pintu segala kesenangan dan kebahagiaan. Kekayaan juga berarti kesempatan untuk menjadikan standar hidup menjadi lebih baik. Belum lagi kenyataan yang ''dikondisikan'' oleh manusia itu sendiri, bahwa kekayaan terkait dengan masalah posisi, status sosial dan kehormatan.

Wajar kemudian bila kekayaan begitu banyak menggoda manusia. Dan ditemukan kemudian, tidak sedikit manusia yang mengorbankan sisi kemanusiaannya dan mengabaikan keberadaan Tuhannya dalam kerangka pencarian dunia. Itu sebabnya, kekayaan juga bisa dalam sekejap berubah menjadi neraka dunia!
Bagaimana cara menghindari hal tersebut? Menurut Pimpinan Wisata Hati, Yusuf Mansur, menjadi kaya adalah sebuah keinginan yang wajar-wajar saja, sebagaimana keinginan untuk menjadi orang yang sukses baik secara pendidikan, jabatan dan lain sebagainya. ''Toh biar bagaimanapun, tidak ada larangan menjadi kaya -- harus malah -- asal bisa tetap bersyukur lagi saleh,'' tegas Yusuf Mansur saat memberikan ceramah tentang Financial Healing: Jawaban Bagi 1001 Masalah dan Keinginan yang diadakan oleh PT Telkom Bandung, di Bandung, Selasa (31/5).


Acara yang dihadiri oleh ratusan Pegawai Telkom Bandung itu merupakan kerja bareng Telkom Bandung, DAR! Mizan, dan Wisata Hati. ''Dan untuk mengiringi langkah pencarian kekayaan itulah manusia perlu diingatkan, dan diberikan pengarahan yang jelas. Tujuannya, bagaimana bisa menjadi kaya tanpa harus memiskinkan hati. Apalagi bila memiskinkan orang lain,'' tegas Yusuf Mansur.
Sebelumnya, saat berceramah di Masjid Raya Batam Centre, Batam, Senin (30/5), Yusuf Mansur mengupas tema ''Fenomena Keajaiban Sedekah (Membangun Usaha dengan Spiritual). Acara tersebut diadakan oleh Majelis Taklim Humairah Kota Batam, yang dipimpi oleh Ny Rekaveny Soerya, dan dihadiri oleh ribuan jamaah yang datang dari Batam dan sekitarnya.

Penulis seri buku Wisata Hati itu mengaku yakin benar bahwa bersedekah adalah kunci utama untuk menjadi kaya dan sukses. ''Banyak kejadian yang membuktikan itu. Dengan sedekah utang menjadi lunas, miskin menjadi kaya, susah menjadi senang, masalah mendapat solusi,'' ujarnya penuh semangat.
Dari perjalanannya ke berbagai daerah, ustad muda kelahiran Jakarta tahun 1976 itu banyak menemukan fenomena keajaiban sedekah. Karena itu, kata dia, setiap insan perlu mempelajari ilmu sedekah. ''Meskipun terdengar sederhana, sedekah mampu membangun usaha dengan jiwa spiritual. Walaupun terdengar tak lazim tapi sedekah mampu membersihkan harta yang kita miliki dan mampu menggolkan proyek yang kita incar, Insya Allah,'' tuturnya.

Dia lalu mencontohkan tentang seorang pengusaha sedang mengincar sebuah proyek. Biasanya dalam dunia bisnis, orang suka main sikut sana-sikut sini, menyogok, atau memakai uang pelicin. ''Sekarang gantilah sogokan Anda dengan membiayai seribu anak yatim piatu dan anak jalanan. Kalau kita boleh bergurau sama Allah, istilahnya kita menyogok-Nya. Insya Allah proyek itu gol. Karena Allah yang memiliki dunia dan seisinya, maka berharaplah dari-Nya, jangan dari manusia,'' ujarnya.
Sekarang, kata dia, bayangkanlah keuntungan yang akan Anda dapatkan jika berhasil dalam suatu hal, maka langsung saja 2,5 persen disedekahkan di muka. ''Misalnya anda akan memperoleh seratus juta, maka sebelum memperoleh keuntungan itu, gelontorkanlah uang dari kocek anda sejumlah dua setengah juta rupiah untuk sedekah. Tidak besar, kan? Inilah contoh implementasi membangun usaha dengan spiritual,'' paparnya.

Saat berceramah di rumah Soerya Respationo, salah satu calon wakil gubernur Batam (mendampingi calon gubernur H. Nyat Kadir), Senin (30/5) malam, Yusuf Mansur menuturkan beberapa kisah ajaib bersedekah. Misalnya, kisah seorang lelaki bernama Mubalighun yang ditimpa masalah berat. Karena selalu berutang dan dikejar debt collector, istrinya tidak tahan dan minta cerai. Pada suatu malam, dia merasa dunia akan kiamat baginya, karena pada keesokan harinya rumahnya akan disita, istrinya menunggu di Pengadilan Agama, dan anak sulungnya akan dikeluarkan dari sekolah akibat terlalu lama menunggak bayaran. Pokoknya Mubalighun depresi berat dan bahkan berniat bunuh diri malam itu juga. ''Syukurlah dia sadar, dan teringat uang simpanannya sebesar Rp 300 ribu. Malam itu juga ia sedekahkan uang tersebut kepada fakir miskin. Keesokan harinya dia mendapatkan rezeki besar yang tak disangka-sangka, sehingga rumah tetap dimiliki, istri tak jadi menuntut cerai, dan anak sulungnya bisa tetap bersekolah,'' tuturnya.

Ada juga kisah seorang tukang bubur yang mengorbankan uangnya untuk biaya pengobatan orang tuanya. Apa yang terjadi? ''Begitu angka tabungannya di sebuah bank mencapai lima juta rupiah, ia mendapat hadiah sebuah mobil Mercy,'' kata Yusuf Mansur.

Ny. Hasyimah, istri H. Nyat Kadir, membenarkan fenomena keajaiban sedekah. Suatu hari dalam sebuah acara ia ingin menyumbang sejuta rupiah. Entah kenapa rasanya berat sekali mengeluarkan uang itu. Akhirnya ia hanya menyumbang 500 ribu, namun apa yang didapatnya? Sejak itu ada saja uangnya keluar untuk berbagai keperluan. Jumlahnya sampai berlipat. ''Andai saja saya jadi menyumbang sejuta, saya yakin keadaannya tak akan seburuk itu,'' tandas Ny Hasyimah.
Ny Rekavenny Soerya juga berceritabanyak mengenai keajaiban-keajaiban sedekah, terlebih setelah mendengarkan berbagai ceramah. ''Pengalaman hidup kami membuktikan bahwa pendekatan spiritual, khususnya sedekah, merupakan kunci untuk meraih kesejahteraan finansial,'' papar Ny Rekavenny.

Rabu, 27 Juni 2012

’’ surat cinta yang ganjil ’’

surat cinta yang ganjil
1. cintaku yang besar, cintaku yang tulus,
2. telah hilang, menguap, dan kini rasa benciku
3. berkembang setiap hari. ketika melihatmu,
4. aku tak ingin lagi melihat wajahmu sedikitpun;
5. satu hal yang sungguh ingin aku lakukan adalah
6. mengalihkan mata ke gadis lain. aku tak lagi mau
7. menikahkan aku-kau. percakapan terakhir kita
8. sungguh, sungguh amat membosankan dan tak
9. membuat aku ingin bertemu kau sekali lagi.
10. selama ini, kau selalu memikirkan diri sendiri.
11. jika kita menikah, aku tahu aku akan menemu
12. hidupku jadi sulit, dan kita tak akan menemu
13. bahagia hidup bersama. aku punya satu hati
14. untuk kuberikan, tapi itu bukan sesuatu
15. yang ingin aku beri buatmu. tiada yang lebih
16. bodoh dan egois dari kau, kau tak pernah
17. memerhatikan, merawat dan mengerti aku.
18. aku sungguh berharap kau mau mengerti
19. aku berkata jujur. kau akan baik sekali jika
20. kau anggap inilah akhirnya. tidak perlulah
21. membalas surat ini. surat-suratmu dipenuhi
22. hal-hal tak menarik bagiku. kau tak punya
23. cinta yang tulus. sampai jumpa. percayalah,
24. aku tak peduli padamu. jangan pernah berpikir
25. aku masih dan akan terus menjadi kekasihmu.
catatan:
tiap baris surat ini sengaja diberi angka, agar kau
bisa membedakan baris ganjil dan baris genap.
baca baris-baris ganjil saja, hapus baris selebihnya.
sesungguhnya, ini sehelai surat cinta yang ganjil.

‘‘ TIGA CATATAN TERAKHIR ’’

1.
di dalam sebuah pejam
aku saksikan sepasang mataku
menghamburkan jutaan
kunang-kunang. kuning
seperti daun lerai dari ranting.
kunang-kunang itu berkerumun di ujung-ujung
jari tanganku menyematkan ciuman terakhir
sebelum terbang berkilau-kilauan di udara.
kunang-kunang itu melanglang mencari sepasang
matamu yang berada dalam sebuah pejam yang lain
pejam yang telah lama direncanakan alam dan malam.
dan engkau menyangka kunang-kunang
yang masuk ke matamu adalah mimpi,
mimpi yang engkau duga-duga maknanya.
namun pada saatnya engkau akan tahu,
kelak kunang-kunang itu terbang
hinggap di kelopak pipimu
setiap kali aku engkau kenang.
2.
tiba-tiba mampu aku pahami
seluruh yang pernah datang
bertandang ke dua mataku
bahkan yang aku duga mimpi.
tiba-tiba aku jatuh cinta
melebihi seluruh jatuh cinta
yang pernah menyakiti dadaku. namun
ketika ingin aku katakan pada telingamu
aku tak lagi memiliki suara,
ketika ingin aku katakan pada matamu
aku tak lagi memiliki cahaya.
3.
melalui lubang pepori kulitku, air resap perlahan
membentuk sungai-sungai kecil di tubuhku.
sungai itu mencari rongga dadaku
mencari lautan yang pernah dipenuhi
ribuan ikan mungil peliharaanmu.
sesaat sebelum mataku dikatup
dan peti matiku ditutup,
sungai-sungai itu meluap,
menguap ke langit lapang,
langit yang selalu engkau pandang
sambil menggigit bibir sendiri
dengan mata bergenang-linang.
sebab engkau tak mau lebih manja
dari langit di bulan-bulan hujan.
tetapi tidak. kelak langit dan dirimu
sendiri akan memaafkan semua
kesedihan yang engkau ciptakan
dari kematianku.

Selasa, 01 Mei 2012

‘‘ Bintang Yang Hilang ’’


Sudah hampir 15 tahun Mentari dan Bintang menghabiskan waktu bersama .
Mereka adalah sepasang sahabat sedari kecil .

Dan mereka baru saja masuk SMA 2 bulan lalu .
“Tarriiii...!! Tungguin gue .” teriak Bintang dari dalam rumahnya .
Tari sudah menunggunya 10 menit yang lalu diteras.

Mereka selalu berangkat sekolah bersama dan kebetulan sekolah mereka dari TK sampai SMA tidak pernah terpisah .
“Iya-iya gue tungguin kok sampe lumutan juga gue tungguin .” saut Mentari tidak kalah kerasnya .

3 menit kemudian Bintang pun keluar juga dari rumahnya.
“Lama banget sih lo, ngapain aja didalem?!” Mentari kesal .
“Hehe maaf ya Mentariku tadi nyari jam tangan dulu.” Bintang sambil menyeringai .
“Yaudah ayo! Ntar telat lagi.” Ajak mentari.

Setelah bel berbunyi tanda berakhirnya pelajaran, Mentari dan Bintang langsung membereskan buku pelajaran dan menarik tas segera akan keluar meninggalkan sekolah, karna mereka berdua ingin ke salah satu toko buku yang sedang mengadakan launching novel terbaru .
“Ayo Ntang! Cepetan nanti ketinggalan lagi.” Ajak Mentari yang daritadi menarik Bintang dari kelas .
“Adduuhh pelan-pelan dong jalannya, cape tau!” Bintang merintih dan nafasnya mulai terengah-engah .
“Abis lo jalannya kaya kura-kura sih .”
“Yee, biar lambat yang penting selamet . lepasin dooonngg kaya anak kecil aja deh gue pake dituntun segala .” Bintang agak kesal .
“Ssstt jangan berisik deh, gue tuntun lo biar gak lama .” Mentari tidak melepas genggaman tangannya dipergelangan Bintang .


Sesampainya mereka ditoko buku ....
“Hhaaahh untung aja belum telat.” Mentari menghela nafas ,
“Iya, sampe keringet gua ngucur tangan gue merah dipenggangin terus ckck.” Keluh Bintang.
“Haha, makanya kalo jalan dicepetin kaya prajurit TNI dong, dari kecil sampe sekarang kalo jalan paling lama.”
“Woo, biarin yang penting cakep tuh.”
“Wiih pede, haha udah ah ayo masuk.” Mentari dan Bintang masuk ke toko buku tersebut, dan masing-masing dari mereka mendapat satu novel gratis yang berjudul ‘Missing Star’ .

Malam ini adalah malam minggu, Bintang berniat menginap di rumah Mentari malam ini sambil membawa novel yang baru dia dapatkan tadi siang, dan segera meminta ijin ke mamanya .
Dirumah Mentari ...
‘tok.tok.tok...’
“Tarrii.. Tarrii ..!! buka doonngg !” teriak Bintang dari luar kamar .
“Iya-iya bentaarr.” Saut Mentari dari dalam kamar. Tak lama kemudian Mentari pun membuka pintu kamarnya, Bintang pun langsung menyerobot masuk kekamar dan langsung duduk di kursi meja belajar Mentari .
“Gila! Novel ini kayanya keren banget, Tar.” Bintang langsung nyerocos dengan heboh .
“Op.op.op santai dulu dong, emangnya lo udah baca? Gue belom sempet baca novelnya.” Ucap Mentari sambil menyisir rambut panjangnya .
“Heemm belom sih, tapi dari sinopsisnya udah menarik dan keren .”
“Ooohh, baca di teras balkon aja yuk!”
“ Ayo ayo ! mumpung langit cerah dan bintangnya terang-terang banget .” Bintang pun langsung gesit berjalan menuju balkon dan langsung duduk bersandar di bangku putih, Mentari pun mengikutinya .
Bintang sudah memasang headset, dan mulai membuka novelnya begitu juga dengan Mentari .

Sudah setengah jam mereka duduk santai dan bernyanyi-nyanyi kecil sambil memerhatikan novelnya itu, tiba-tiba mata Bintang langsung menangkap benda bercahaya dilangit yg melesat, Bintang langsung membuka headsetnya.
“Tari! Tari! Ada bintang jatuh .” Bintang berteriak sehingga mengagetkan Mentari, Mentari langsung membuka headsetnya .
“Ada apa sih? Ngagetin aja deh lo .”
“Ada bintang jatoh, kita make a wish yuk seperti biasa .” Ajak Bintang .
2 sahabat itu langsung memejamkan mata, dari mereka kecil inilah saat yang paling selalu mereka tunggu-tunggu .
Mentari berdoa didalem hati begitupun Bintang..
“Tuhan aku ingin bersama sahabatku selamanya ..” Doa Mentari.
Doa Bintang “Tuhan aku ingin .............” tapi belum sempat doa itu diteruskan Bintang merasakan sakit yang luar biasa dikepalanya dan membuat sesak dadanya .

Mentari pun membuka matanya, dilihatnya Bintang masih menutup mata dan memegangi kepalanya .
“Ntang?” panggil Mentari.
“What?” Bintang pun membuka matanya sambil menahan sakit.
“Kebiasaan deh dari kecil kalo doa laammaa banget, doa apaan aja sih lo? Jangan-jangan udah lo catet yah apa-apa doanya. Haha “
“Hemm ada deh pokoknya secret. Oiyaa gue nginep dirumah lo ya, biasaaa. Hehe”
“Iyyee, udah bilang nyokap?”
“Udah doonngg.”
Selama 15 tahun mereka bersahabat Bintang ataupun Mentari suka saling menginap, kegiatan favorite mereka adalah curhat-curhatan sampai nangis-nangis, nyanyi sambil nyetel musik sekenceng-kencengnya seakan dunia milik 2 sahabat ini .
Hebatnya mereka tidak pernah berantem, karena saking dekatnya mereka, mereka sering dibilang ‘kembar tak pernah sama’ ataupun ‘manusia langit’.

Hari ini, hari pertama untuk kembali menjalankan aktifitas lagi .
Seperti biasa, suara Bintang yang terdengar selalu riang itu memanggil nama Mentari setiap pagi .
“ Mentariiii...!!! Mentari pagi yang cerah selallluuuu, cepetan dong lama amat sih dandannya..” teriak Bintang sambil mengetuk pintu kamar Mentari .
“ Iya tunggu Bintang yang benderang , gak sabar banget sih.”
Tak lama kemudian Mentari pu keluar.
“Yuk!” ajaknya .

Disekolah saat upacara bendera sedang berlangsung .
Mataharipun sudah mulai meninggi, tapi Bintang tiba-tiba tersedak kepalanya terasa sakit, mukannya mulai memucat . Mentari memerhartikan gerak-gerik sahabatnya itu dari awal upacara .
“Ntang lo kenapa? Sakit? Gak enak badan? Pusing? Muka lo pucet banget .” Tanya Mentari panik . “ Kita ke UKS aja yuk .” ajak Mentari. Bintang pun hanya menganggukan kepala .
Tapi sebelum keluar dari barisan mata Bintang langsung gelap dan akhirnya pingsan, guru-guru pun langsung menolong Bintang dan membawanya ke UKS Mentari pun menemaninya.
Di UKS.
Sudah hampir 2 jam Bintang tidak sadarkan diri, Mentari pun menelepon mama Bintang .
½ jam kemudian mama Bintang pun datang dan akhirnya membawa Bintang kerumah sakit .

Bintang koma, sudah 2hari ia belum menyadarkan diri . Banyak selang-selang yang melilit tubuhnya untuk membantu dia bernafas dan hidup .
Mentari setiap pulang sekolah tidak pernah absen untuk menjenguk Bintang, dia menemani Bintang sambil mengerjakan PR ataupun membaca novel .

Tapi sekarang Mentari menangis disamping tempat tidur Bintang .
“Ntang bangun dong, gue kesepian nih gak ada lo yang bawel yang manggil gue tiap pagi kalo mau berangkat sekolah, bangun Ntang cepet sembuh ya Ntang .” Mentari menahan tangisnya tapi tetap saja tidak ada jawaban dari Bintang .

Mama Bintang pun dateng .
“Tari kamu disini? Kamu gak pulang? Kamu kan harus belajar, biar Bintang tante yang jaga.” Bujuk Mama Bintang .
“Aku mau temenin Bintang tante.” Suara Mentari dengan nada pelan dan lesu .
“Tante, Emangnya Bintang sakit apa sih?” Lanjut Mentari.

Mama Bintang terhenyak, tertegun, dan meneteskan airmata.
“Tante Mira, jawab pertanyaan aku dong!” Desak Mentari, dan itu membuat Mama Bintang semakin tidak tega, akhirnya mama Bintang bersuara pelan.
“Ng..Ng B-Bintang...” ucap Tante Mira terbata-bata. “Bintang kenapa, tante?” Mentari semakin penasaran, Mama Bintang memeluk Bintang sambil menangis .
“ B-b-Bintang mengidap kanker otak stadium akhir..!!” Jelas mama Bintang sambil sesegukan .

Mendengar hal itu tubuh Mentari yang hangat seakan mendingin, matanya yang sembab menatap kosong, dadanya sesak, tak percaya dengan apa yang baru ia dengar sebelumnya Bintang tak pernah bercerita tentang penyakit itu ke dirinya .
“Tari.. mama..” tiba-tiba suara Bintang terdengar samar memecah suasana yang kelam.
Malamnya, masa kritis Bintang sudah lewat, alat-alat medis yang telah membantu Bintang hidup sudah dilepaskan kecuali infus dan selang kecil untuk mengalirkan oksigen .

Sehabis Bintang makan malam, Mentari kembali kekamar rawat Bintang dan berbicara dengan Bintang, matanya masih sembab karna tangis tadi sore .
“Hai, Tar !” sapa Bintang manis.
“Kenapa lo gak pernah cerita tentang itu ke gue ?” tanya Mentari dengan penuh sesak didadanya . Bintang tersenyum, dan malah membuat Mentari tidak dapat menguasai perasaan kecewa dan marah ke Bintang .
“KENAPA LO GAK PERNAH BILANG KE GUE!! Gue bukan sahabat lo? Lo gak percaya sama gue?” Mentari menangis, “Jawab Ntang! Jangan diem !!” Mentari membentak dan membuat Bintang sesaat tertegun dan mulai bicara.
“Tar, ajak gue keluar dulu dong, gue jawab sekalian mau ngeliat bintang-bintang.” Pinta Bintang .

Mentari pun mengikuti, dan membantu Bintang duduk di kursi roda, Mentari mengajak Bintang ke halaman yang ada dirumah sakit itu, dan Mentari duduk dikursi besi panjang .
“Bintangnya banyak plus terang ya,Tar ? seneng banget gue liatnya.” Bintang memulai pembicaraan.
“Lo belom jawab pertanyaan gue !” Bentak Mentari.
“Gue gak mau ngeliat lo sedih,Tar ! dan gue gak mau dikasihani sama lo.”

Mentari terdiam dan berusaha menahan airmatanya yang hampir menetes .
“Oiyaa, lo udah baca novel Missing Star-nya belom,Tar? Ceritain dong gue belom sempet.”
Mentari mengangguk, menghapus airmatanya yang berlinang dan menceritakan isi dari novel tersebut .

Tiba-tiba ditengah Mentari cerita, Bintang langsung teriak dengan heboh .
“Tar, bintang jatuh, kita make a wish yuk!” ajak Bintang penuh semangat , tanpa pikir panjang mereka berdua memejamkan mata .
“Tuhan, aku ingin pergi disamping sahabatku.” Doa bintang dalam hati sambil menarik nafas panjang, dan mengenggam tangan hangatnya Mentari .

Doa itu yang selalu Bintang ucapkan semenjak ia tahu umurnya tidak akan lama lagi, dan Mentari membuka matanya saat dia menyadari cengkraman tangan Bintang yang tadi kuat sekarang terlepas dan dingin .
“Ntang , Bintang? Hheemm kebiasaan deh doanya lama banget.” Mentari sambil memegang bahu Bintang, tapi tidak ada tanggapan dari Bintang dan Bintang masih menutup matanya.

Mentari tertegun , dan perasaan Mentari mulai bergejolak.
“Ntang?” suara Mentari bergetar memanggil nama Bintang, tapi nihil tidak ada gerakan sedikitpun dari tubuh Bintang .
“B-bbiiiinnttaaaaannngg...!!!” Teriak Mentari dan tangisnya yang ditahannya sedaritadi meledak sekuat-sekuatnya, tubuh hangat Mentari langsung memeluk erat tubuh sang Bintang yang mendingin .
“Biinnttaaanngg jangan tinggalin gue, gue sayang lo, gue gak punya sahabat lagi selain lo, Bintang jangan pergi, Bintang bangguunn..” Mentari mengoyak-oyakan tubuh Bintang yg kini melemas dan tak berdaya .
Bintang menghembuskan nafas terakhirnya, seiring bintang jatuh tadi yang semakin menjauh sebelum akhirnya menghilang .

Seminggu, semenjak kepergian Bintang untuk selama-lamanya .
Mentari termenung diteras balkon rumahnya sambil melihat bintang-bintang dan mengenang hari-harinya dulu bersama Bintang.
“Bintang ,lo tetep yang paling terang buat hidup gue dari dulu sampe kapanpun, lo sahabat gue.” Bisik Mentari didalam hati dan ada sekecil senyum yang tergaris dari bibir Mentari .

Senin, 16 April 2012

‘‘ Tak rela ’’

Resah kala ku harus meninggalkan dirimu
Dan mengakhiri semua cinta yang tlah ada
Tanpa ada rasa sesal diantara kita berdua

Kasih sudahlah hapus air matamu
Kuingin kau merelakan semua yang terjadi
Karna mungkin semua itu sudah jadi takdir kita berdua

Meski hati ini sesungguhnya

Tak mampu tuk melupakan dirimu yang tlah kucintai
Namun mereka tak mau pernah mengerti
Akan cinta kita berdua
Perih..
Pedih tuk pahiti sayang kualami

Dan aku tak tahu lagi harus bagaimana

Mungkin perpisahan ini satu jalan terbaik
Untuk kita berdua

Meski hati ini sesungguhnya

Tak mampu tuk melupakan dirimu yang tlah kucintai
Namun mereka tak pernah mau mengerti
Akan cinta kita berdua

Jika memang dirimu tercipta untuk diriku

Kuyakin suatu saat nanti
Kita bertemu kembali

Jumat, 13 April 2012

‘‘ TENTANG MEREKA ’’

Mengapa semua yang datang padaku menceritakan tentang masa lalunya ?
apa yang bisa ku dapatkan dari kisah mereka ?
mengapa begitu mereka banggakan didepan mataku tentang memory bersama kasihnya ?
apa yang bisa ku mengerti dari celoteh mereka ?
aku bosan jika harus mendengar kata-kata itu lagi ..
aku bosan untuk selalu tersenyum dengan candaan yang tak penting yang mereka lontarkan padaku
aku bosan jika harus tertawa dengan palsu ..
aku letih dengan semua ini , semuanya datang dengan hanya berharap tuk membuat sebuah status , dengan permulaan sebuah cerita tentang masa lalunya yang kelam ..
aku lelah dengan sandiwara ini , semuanya pergi saat aku berkata “ TIDAK ” ..
haruskah sebuah hubungan berawal dan berakhir ?
aku hanya ingin senyum serta canda diawal suatu hubungan , juga akan selalu ada dan tidak akan pernah ada akhirnya ..
aku tidak berharap aku bisa menjadi cerita dalam hati mereka , aku hanya berharap agar mereka selalu ada untuk ku seperti mereka ada saat pertama ku kenal mereka ..
meski aku pernah berkata “TIDAK” pada mereka ..